Analisis Litik Alat Batu
Oleh: Dodi Chandr, Mahasiswa Arkeologi UI
Analisis dalam penelitian arkeologi adalah
suatu hal yang sangat penting, karena dengan analisis kita akan dapat
mengetahui karakter yang dimiliki oleh artefak sebagai suatu hasil karya dan
dalam hubungannya dengan artefak yang lain sehingga dapat diketahui pula
karakter budaya masyarakat pendukungnya.
Secara umum analisis artefak dibagi dalam
4 macam, yaitu:
a. Analisis morfologi, identifikasi terhadap
bentuk dan ukuran.
b. Analisis teknologi, identifikasi pada teknik
pembuatan artefak berdasarkan bahan baku, pengolahan bahan, teknik pengerjaan
sampai benda dihasilkan termasuk teknik menghias.
c. Analisis stilistik, identifikasi terhadap
aspek dekoratif, seperti: warna, hiasan.
d. Analisis jejak pakai, identifikasi pada sisa-sisa
penggunaan sebuah alat atau artefak.
Itulah sedikit gambaran umum mengenai
tahap analisis dalam penelitian arkeologi. Dalam arkeologi terdapat suatu
bagian analisis terhadap sebuah alat yaitu analisis litik. Analisis litik
adalah analisis terhadap alat-alat masif yaitu alat-alat batu. Analisis litik
dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Analisis tekonologi (Makroskopis)
Analisis yang mengamati cirri-ciri yang pada artefak akibat proses
produksi dan pemakaian. Untuk memudahkan analisis teknologi ini, dilakukan
eksperimen replikasi yaitu sebuah eksperimen yang berusaha membuat replika dari
sebuah alat yang akan diteliti. Dalam eksperimen replika atribut dari artefak
harus diperhatikan seperti atribut bentuk, bahan, warna dan ukuran sebuah artefak.
b. Analisis fungsi (Makroskopis)
Analisis yang berusaha menentukan fungsi
alat beradasarkan jejak-jejak pakai mikro yang terlihat pada permukaan alat,
terutama pada daerah tajaman. Untuk mendukung analisis fungsi ini, maka para
peneliti harus melakukan eksperimen pemakaian alat. Sehingga, dengan eksperimen
tersebut ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu striasi, kerusakan tajaman
alat dan microwear polish, kilap yang
disebabkan karena pemakaian.
Dalam penelitian eksperimental replika ada
beberapa teknik yang masih dapat dilihat
dari studi etnografi terhadap masyarakat tradisional di Indonesia.
Teknik-teknik itu diantaranya adalah:
a.
Percussion Flaking
Teknik ini disebut juga dengan block-on-block atau direct rest flaking. Pada teknik ini batu inti yang akan diserpih
dibenturkan pada batu lain, batu pelandas, yang terletak di atas tanah atau
batu inti yang dipegang diatas batu pelanda dan dipukul dengan batu yang lain.
b.
Direct Percussion Flaking
Pada teknik ini batu inti dipegang oleh
satu tangan dan dipukul dengan sebuah batu pukul tangan yang lain. Teknik ini
terjadi karena adanya kontak langsung antara batu inti dengan percussor (batu pemukul).
c.
Indirect Percussion Flaking
Pada teknik ini tidak terjadi kontak atau
benturan langsung antara batu inti dengan percussor.
Batu inti diletakkan di atas tanah, dan dengan satu tangan memegang sebatang
kayu atau tulang yang diletakkan pada batu inti, batu yang lain memukul kayu
atau tulang tersebut.
d.
Pressure Flaking
Teknik yang menggunakan tekanan pada batu
inti tanpa pukulan.
No comments:
Post a Comment