Sunday 5 May 2013

Rumah Gadang Ukiran Cino, Payakumbuh, 50 Kota


Rumah Gadang Ukiran Cino, Payakumbuh, Kab.  50 Kota (Deskripsi)
Oleh: Dodi Chandra

 
 
Foto: Rumah Gadang Ukiran Cino (sumber: budparpora.limapuluhkota.go.id)

Rumah Gadang Ukiran Cina ini merupakan rumah gadang yang unik. Keunikan tersebut, terlihat pada ukiran yang dipahatkan  berupa ukiran Cina, ukiran yang tak lazim di rumah gadang di Sumatera Barat. Rumah Gadang  Ukiran Cino berlokasi di Jorong Batu Nan Limo, Nagari Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota.
Rumah Gadang ini dibangun sekitar akhir tahun 1890-an oleh Leman gelar Leman Kayo dengan menggunakan tukang atau pekerja yang berasal dari daerah Cina (Macau). Hal ini menarik di sini adalah kenapa Leman Kayo harus memperkerjakan orang Cina?. Kemungkinan yang pasti adalah Leman Kayo bisa jadi merupakan orang yang kaya di wilayah Simalanggang pada waktu, sehingga dengan kekayaanya itu ia berupaya untuk membagun rumah gadang dengan pekerajaan yang didatangkan dari Cina serta sentuhan ornament/hiasan khas negeri Cina yang dibawa oleh para pekerja. Selain sebagai tempat tinggal keturunan Leman, bangunan ini juga dipakai sebagai kediaman Tuanku Lareh Simalanggang.
 Rumah gadang Ukiran Cino secara arsitektural merupakan percampuran antara arsitektur Minangkabau, Kolonial dan Cina. Secara fisik, Rumah Gadang ini memiliki ukuran panjang 18 meter dan lebar 8 meter dengan atap bergonjong 6 dari seng. Atap ini masih merupakan atap sewaktu pembuataanya. Pada pembangunan awal kedua di sisi kiri dibongkar, yang dijadikan dapur dan ruang makan. Tangga naik awalnya persis tepat ditenga bangunan, namun sewaktu pembongkaran anjung sisi kiri tangga juga dibongkar dan disatukan dengan bangunan baru pada sisi timur.
Dinding dari bangunan ini, terbuat dari tembok bata. Sebagian besar dinding terdapat ukiran motif Cina berupa binatang dan tumbuhan dengan jendela sebanyak 14 buah yang terdapat pada bagian depan, samping kanan, dan belakang. Semua jendela diberik terali besi. Bagian sis bawah dinding terdapat lobang yang juga memiliki terali besi.


Foto: Ukiran Cino pada dinding Rumah Gadang Ukiran Cino (sumber: budparpora.limapuluhkota.go.id.)

Rumah gadang  Ukiran Cina memiliki ruang sebanyak 6 ruang (1 ruang yang merupakan anjungan. Penyangga atau tonggak dari rumah gadang berjumlah 10 buah. Namun, akibat gempa bumi yang terjadi tahun 2007, sebanyak 4 tonggak tidak bisa dipakai lagi dan diganti dengan tonggak beton. Lantai rumah gadang ini memiliki tingkatan pada bagian anjungan serta memiliki loteng. Selain itu, juga terdapat penambahan bangunan baru berupa teras pada tangga naik.
Pemilik rumah gadang ini juga menyimpan koleksi berupa kain, keramik, meja, tempat tidur yang seusia dengan rumah gadang tersebut. Salah satu koleksi berupa kain sutra dan terdapat tulisan “slamat pakai 15 Maart 1902”.
Saat ini, rumah gadang masih terjaga dengan baik.  Rumah gadang ini masih digunakan sebagai fungsi aslinya (living monument) sebagai tempat tinggal dari keturunan Leman

No comments: