Rumah Gadang Ukiran Cino, Payakumbuh, Kab. 50 Kota (Deskripsi)
Oleh: Dodi Chandra
Rumah
Gadang Ukiran Cina ini merupakan rumah gadang yang unik. Keunikan tersebut,
terlihat pada ukiran yang dipahatkan
berupa ukiran Cina, ukiran yang tak lazim di rumah gadang di Sumatera
Barat. Rumah Gadang Ukiran Cino
berlokasi di Jorong Batu Nan Limo, Nagari Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh,
Kabupaten 50 Kota.
Rumah
Gadang ini dibangun sekitar akhir tahun 1890-an oleh Leman gelar Leman Kayo
dengan menggunakan tukang atau pekerja yang berasal dari daerah Cina (Macau). Hal
ini menarik di sini adalah kenapa Leman Kayo harus memperkerjakan orang Cina?.
Kemungkinan yang pasti adalah Leman Kayo bisa jadi merupakan orang yang kaya di
wilayah Simalanggang pada waktu, sehingga dengan kekayaanya itu ia berupaya
untuk membagun rumah gadang dengan pekerajaan yang didatangkan dari Cina serta
sentuhan ornament/hiasan khas negeri Cina yang dibawa oleh para pekerja. Selain
sebagai tempat tinggal keturunan Leman, bangunan ini juga dipakai sebagai
kediaman Tuanku Lareh Simalanggang.
Rumah gadang Ukiran Cino secara arsitektural
merupakan percampuran antara arsitektur Minangkabau, Kolonial dan Cina. Secara
fisik, Rumah Gadang ini memiliki ukuran panjang 18 meter dan lebar 8 meter
dengan atap bergonjong 6 dari seng. Atap ini masih merupakan atap sewaktu
pembuataanya. Pada pembangunan awal kedua di sisi kiri dibongkar, yang
dijadikan dapur dan ruang makan. Tangga naik awalnya persis tepat ditenga
bangunan, namun sewaktu pembongkaran anjung sisi kiri tangga juga dibongkar dan
disatukan dengan bangunan baru pada sisi timur.
Dinding
dari bangunan ini, terbuat dari tembok bata. Sebagian besar dinding terdapat
ukiran motif Cina berupa binatang dan tumbuhan dengan jendela sebanyak 14 buah
yang terdapat pada bagian depan, samping kanan, dan belakang. Semua jendela
diberik terali besi. Bagian sis bawah dinding terdapat lobang yang juga
memiliki terali besi.
Foto: Ukiran Cino pada dinding Rumah Gadang Ukiran Cino (sumber: budparpora.limapuluhkota.go.id.) |
Rumah gadang Ukiran Cina memiliki ruang sebanyak 6 ruang
(1 ruang yang merupakan anjungan. Penyangga atau tonggak dari rumah gadang
berjumlah 10 buah. Namun, akibat gempa bumi yang terjadi tahun 2007, sebanyak 4
tonggak tidak bisa dipakai lagi dan diganti dengan tonggak beton. Lantai rumah
gadang ini memiliki tingkatan pada bagian anjungan serta memiliki loteng.
Selain itu, juga terdapat penambahan bangunan baru berupa teras pada tangga
naik.
Pemilik
rumah gadang ini juga menyimpan koleksi berupa kain, keramik, meja, tempat
tidur yang seusia dengan rumah gadang tersebut. Salah satu koleksi berupa kain
sutra dan terdapat tulisan “slamat pakai 15 Maart 1902”.
Saat ini, rumah gadang masih terjaga dengan
baik. Rumah gadang ini masih digunakan
sebagai fungsi aslinya (living monument)
sebagai tempat tinggal dari keturunan Leman
No comments:
Post a Comment